Berpikir kembali sebelum berucap dan bertindak
Jangan
memandang masalah hanya dari satu sudut pandang (diri sendiri)
Dari
setiap persoalan yang ada pasti ada celah, meskipun kecil, untuk
penyelesaiaanya
Waktu
terkadang menjadi jawaban dan alasan konkrit
Tergantung
tingkat kesabaran yang dimiliki
Aku
mengetahui apa yang seharusnya tidak boleh aku ketahui (mungkin)
Dan
dari sekian banyak itu, aku lebih memilih diam.
Menunggu
waktu yang tepat untuk ungkapkannya (entah kapan)
Dalam
diam, mata dan telinga tak berhenti mencari
Untuk
sekedar tau mengenai kebenaran
Meskipun
rasio kepercayaan tetap masih menyisakan 1% dari 100% yang ada
Terus
berusaha untuk tidak membohongi diri sendiri
Dan
memang itulah yang ku lakukan
Paling
tidak pada saat berbicara pada diri sendiri di depan cermin semu
Cerita
demi cerita seperti terus bersambung menjadi episode yang panjang
Baik
di alam nyata maupun di dunia maya
Sekali
lagi dalam diam dan keterbatasan, mata dan telinga tak lelah untuk tetap
mencari tau
Serasa
telah habis perbendaharaan kata yang tersimpan
Apa
yang keluar hampir tak ada yang baru.
Hanya
mengulang dan mengulang apa yang telah disampaikan
Tapi
kali ini aku akan memilih untuk diam dan memperhatikan sejauh mana semuanya
akan berjalan
Percaya
atau tidak dengan semua yang terucap, hanya ada 1 kata ampuh, “terserah”
Yang
pasti apa yang terucap dan apa yang diperbuat itulah apa adanya.
Beberapa
bagian kalimat yang ada (darimu), memang ada benarnya dan aku tidak mengatakan
semua itu salah
Aku
bisa mendengarmu jika semua itu memang untukku
Ku
baca semua kata yang tersurat, dan aku hanya memilih diam
Di
matamu (mungkin) aku seperti menghilang, tapi lihat, “seperti”
sebenarnya
aku masih di sini menanti
karna
aku tak bisa melakukan apa yang mungkin harus aku lakukan
aku
akui memang aku hanya bisa membiarkan semuanya mengalir begitu saja
Stop
berbicara soal hidup karena aku tak ingin dan tak akan lagi mau membahasnya.
Semoga
kau terus ingat dengan apa yang aku ucapkan.
Sedikit
dan lebih banyak lagi berharap kau tetap ingat semua yang telah aku katakan
Sekarang
mungkin terlalu cepat untuk memahami semuanya
Tapi
perlahan dan pasti kau akan semaki mengerti
Aku
tau kau tidak bodoh
Aku
rasa tidak seorangpun yang mau berada dalam situasi dan kondisi seperti yang
selama ini
Dan
sekali lagi aku tidak “pergi” seperti apa yang ada dalam pikiran mu
Meskipun
kau meminta dengan sangat untuk ku “pergi”
Aku
akan tetap di sini bagaimanapun situasinya
Dan
tetap mencari celah walaupun hanya sebesar lubang jarum untuk terus mengamati
Dan
tidak akan kau tau itu aku.
Meskipun
semua ucapanku hanya kau anggap sebuah angin
Aku
tidak akan menambah ataupun memberikan pengurangan terhadap apa yang telah aku
sampaikan
Dan
percaya atau tidak, itu pilihanmu
Toh
aku sudah berusaha untuk meyakinkan namun seperti ternyata ada tirai hitam yang
menutup mata dan telingamu.
Aku
tau itu apa.
Menyerah??
Mungkin
kamu melihat aku seperti itu
Tapi
tidak
Aku
hanya tidak ingin beradu argumentasi lagi
Waktu
seperti berjalan sangat cepat dan pikiran ini seperti tak mampu untuk
mengimbanginya
Dan
aku lebih memilih menyimpan rapi semua kata kata yang ada dan membiarkan
semuanya mengalir
Aku
memilih jalan sunyi seakan bersembunyi ketika ku tau bahwa (mungkin) dalam
senyumanmu ternyata kau menangis.
Dan
(mungkin) banyak morfin yang kau butuhkan untuk meredakan rasa sakit di hati yang
ada.
Dan
ketika kau melontarkan rangkaian kata yang berindikasi bahwa tak lagi
mengenalku
Aku
hanya terhenyak dan terdiam
Mungkin
itu caramu
Berpikir
semudah itukah kata kata itu terucap?
Sisi
positif dalam pikiran ini mengatakan, ya. Aku salah dengan apa yang terjadi
(mungkin)
kau terlalu sakit menerimanya.
Tapi
pada kenyataanya semua terjadi itu bukan sebuah kesengajaan
Yang
terjadi adalah spontanitas dalam kehidupan
Ingin
ku teriakkan dan melepasklan semua kata di hati kepada dunia
Semua
tentang mu
Ingin
kusampaikan semuanya
Sekarang
aku memilih hanya diam dan terus berada dalam dunia ku sendiri
Dunia
yang menguras waktu dan tenaga ini
Dengan
harapan agar aku segera dapat kembali melihat matahari bersinar esok hari
Lagi
dan lagi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Comment yach...