Defenisi:
“Merupakan salah satu cabang mikrobiologi yang mengkaji pemanfaatan
mikroorganisme untuk menghasilkan bahan berupa
produk” yaitu
- Bahan yang dapat dikonsumsi langsung (bahan pangan)
- Bahan setengah jadi yang harus dicampurkan dengan bahan lainnya agar dapat dikonsumsi
- Bahan obat-obatan, vaksin, antiobiotik, vitamin, pewarna makanan, penyedap makanan, enzim,dll.
- Bahan kimia untuk keamanan lingkungan seperti ethanol, pewarna pakaian, pewarna cat, plastik biodegradable,dll.
Mikrobiologi
industri tidak dapat dilepaskan dari kemampuan mikroorganisme dalam
melakukan proses fermentasi (Perubahan gradual oleh enzim yang dihasilkan oleh bakteri, khamir (yeast), dan jamur). Contoh: pengasaman susu,
dekomposisi pati dan selulosa menjadi gula, pengubahan gula menjadi alkohol dan
CO2, dan oksidasi senyawa nitrogen
organik, dll.
Sejarah
Industri
fermentasi dimulai sebelum tahun 1900, yaitu dengan dimulainya pembuatan
alkohol dan vinegar (cuka). Di Arab, produksi dalam skala besar dimulai tahun
1700. Pengembangan proses dengan menggunakan termometer dimulai tahun 1757 dan
pemindahan panas pada tahun 1801. Pada pertengahan abad 19, fungsi yeast
(khamir) dalam fermentasi alkohol mulai dikembangkan. Pada akhir abad 19 telah
mulai digunakan kultur murni yeast pada pembuatan starter (inokulum).
Vinegar
pada mulanya dihasilan dari oksidasi wine karena adanya pertumbuhan mikroba
liar (wild type) pada wine. Pada
perkembangannya proses ini ditingkatkan dengan penggunaan generator dan medium penyangga
(bufer). Pada akhir abad 19 dan awal
abad 20, teknik
pasteurisasi ditemukan dan mulai diaplikasikan untuk sterilisasi medium disamping itu dilakukan juga penambahan vinegar 10% kedalam medium wine untuk meningkatkan keasaman medium dan mencegah terjadinya kontaminasi. Jadi konsep proses yang lengkap dimulai pada awal abad 20, walaupun proses sederhana telah dimulai abad 18 di Arab.
pasteurisasi ditemukan dan mulai diaplikasikan untuk sterilisasi medium disamping itu dilakukan juga penambahan vinegar 10% kedalam medium wine untuk meningkatkan keasaman medium dan mencegah terjadinya kontaminasi. Jadi konsep proses yang lengkap dimulai pada awal abad 20, walaupun proses sederhana telah dimulai abad 18 di Arab.
Faktor-faktor yang dibutuhkan dalam pengembangan industri
mikroba:
a.
Mikrobia (mikroorganisme)
b.
Bahan dasar
c.
Sifat bioproses yang mendukung
d.
Pilot plant
e.
Faktor lingkungan dan sosek
Syarat mikrorganisme yang akan digunakan:
a.
Dalam kondisi biakan murni.
b.
Unggul secara genetis.
c.
Merupakan jenis yang stabil
d.
Bukan merupakan jenis patogen
Bahan dasar:
a.
Hasil Pertanian: jerami, dedak,
biji-bijian, kelapa dan sabutnya, dll.
b.
Hasil Perkebunan: gula tebu, ampas
tebu, kulit kopi, kulit coklat, minyak sawit, dll.
c.
Limbah industri: limbah CPO, limbah
tahu, sampah, limbah tapioka, dll.
Syarat-syarat bahan dasar:
a.
Mudah didapat
b.
Terdapat dalam jumlah besar
c.
Murah harganya
d.
Terdapat bahan pengganti alternatif
Sifat-sifat proses:
Kegiatan Mikrobia dalam melakukan proses fermentasi meliputi beberapa kelompok proses yaitu:
a. Pertumbuhan. Kata ini dipakai bagi individu
tunggal atau organisme-organisme yang membentuk koloni, mencakup peningkatan
ukuran sel serta reproduksi sel secara langsung dengan pembelahan, pertunasan
atau pembentukan badan khusus seperti spora dan konidia.
b.
Asimilasi. Merupakan aktivitas yang mengubah
berbagai komponen substrat menjadi substansi sel, sehingga memberikan pertumbuhan
dan aktivitas hidup yang diperlukan.
c. Biosintesis. Merupakan pembentukan
senyawa-senyawa kompleks dalam sel dalam jumlah yang lebih banyak daripada yang
diperlukan untuk menjaga dan mempertahankan aktivitas normal sehari-hari.
Senyawa hasil biosintesa umumnya adalah substansi biokimia aktif yang esensial
(seperti enzim, vitamin, antibiotika, toksin dan lain-lain) yang dapat tetap
dijaga keberadaannya dalam sel atau (lebih sering) dikeluarkan dari sel dan
masuk kedalam substrat. Biosintesa biasanya tidak spesifik untuk suatu spesies
Asimilasi dan Biosintesa dikelompokkan kedalama anabolisme dan
merupakan proses yang memerlukan energiATP, yang diperoleh dari proses disimilasi
atau katabolisme.
d.
Disimilasi. Merupakan proses
pengubahan senyawa substrat (yang merupakan sumber energi bagi organisme) atau
senyawa- senyawa didalam sel seperti glikogen dan ATP (yang merupakan cadangan
energi) menjadi senyawa yang memiliki tingkat energi yang lebih rendah,
sedemikian rupa hingga energi dibebaskan dalam proses ini. Disimilasi
berlangsung dalam sel dan produknya dikeluarkan ke media sekitarnya. Disimilasi
terutama menghasilkan senyawa anorganik dan beberapa unsur tertentu. Contohnya
adalah karbohidrat, glikosida, alkohol mono dan poli basa, aldehid, asam mono-
dan polibasa, asam keto dan hidroksi, hidrokarbon, asam amino, dan amina;
sejumlah garam Fe, Mn dan As, unsur Karbon, belerang dan lain-lain.
Efek dari sifat-sifat proses:
Perbedaan
proses yang berlangsung akan memberikan pengaruh terhadap pemilihan kondisi
fermentasi aerob atau anaerob, medium cair atau medium padat, proses fermentasi batch, feed batch atau continue.
Selain pengaruh terhadap faktor diatas, sifat proses juga berpengaruh terhadap tipe fermentor seperti optimasi lingkungan: pH, aerasi,
suhu dan kadar nutrient, jenis alat bantu: sumber air, listrik, kompresor dan
lain sebagainya, dan cara atau teknik pengambilan hasil dan sterilisasi
Mikrobiologi
Industri tidak lepas dari peranan bioteknologi sebagai ilmu terapannya. Bioteknologi
adalah cabang ilmu yang mempelajari pemanfaatan makhluk hidup (bakteri, fungi, virus,
dan lain-lain) maupun produk dari makhluk hidup (enzim, alkohol) dalam proses
produksi untuk menghasilkan barang dan jasa. Dewasa ini, perkembangan
bioteknologi tidak hanya didasari pada biologi semata, tetapi juga pada
ilmu-ilmu terapan dan murni lain, seperti biokimia, komputer, biologi molekular,
mikrobiologi, genetika, kimia, matematika, dan lain sebagainya. Dengan kata
lain, bioteknologi adalah ilmu terapan yang menggabungkan berbagai cabang ilmu
dalam proses produksi barang dan jasa.
Bioteknologi secara sederhana sudah dikenal oleh manusia
sejak ribuan tahun yang lalu.Sebagai contoh, di bidang teknologi pangan adalah
pembuatan bir, roti, maupun keju yang sudah dikenal sejak abad ke-9. Bioteknologi
dengan menggunakan mikroorganisme dapat menghasilkan makanan dan minuman karena
dapat tumbuh dengan cepat, mengandung protein yang cukup tinggi dan dapat
menggunakan produk-produk sisa sebagai substratnya misalnya dari limbah dapat
menghasilkan produk yang tidak toksik dan reaksi biokimianya dapat dikontrol
oleh enzim organisme itu sendiri.
Mikroorganisme dapat menjadi bahan pangan ataupun
mengubah bahan pangan menjadi bentuk lain. Proses pembuatan pangan yang dibantu
oleh mikroorganisme misalnya melalui fermentasi, seperti keju, yoghurt, dan
berbagai makanan lain termasuk kecap dan tempe. Pada masa mendatang diharapkan
peranan mikroorganisme dalam penciptaan makanan baru seperti mikroprotein dan
protein sel tunggal. Mengenal sifat dan cara hidup mikroorganisme juga akan
sangat bermanfaat dalam perbaikan teknologi pembuatan makanan.
Mikroorganisme pengubah
dan penghasil makanan dan minuman
Proses fermentasi dari suatu organisme dapat mengubah
suatu makanan dan minuman. Proses fermentasi merupakan perubahan enzimatik
secara anaerob dari suatu senyawa organik dan menjadi produk organik yang lebih
sederhana. Hal tersebut disebabkan mikroorganisme dapat tumbuh menjadi dua kali
lipat dan juga massa mikroba minimal mengandung 40% protein dan memiliki
kandungan vitamin dan mineral yang tinggi. Beberapa jenis mikroorganisme dalam
produk makanan dan minuman adalah sebagai berikut :
a. Pembuatan Tape
Tape merupakan makanan
yang mengandung alcohol yang di hasilkan dari proses peragian atau fermentasi
berbahan dasar ketan ataupun singkong. Dalam proses
fermentasi tapai, digunakan beberapa jenis mikroorganisme seperti Saccharomyces
cerevisiae, Rhizopus oryzae, Endomycopsis burtonii, Mucor
sp., Candida utilis, Saccharomycopsis fibuligera, Pediococcus
sp., dan lain-lain Ragi tersebut tersusun
oleh tepung beras, air tebu, bawang merah dan putih, kayu manis. Sebelum
membuat tape perlu diperhatikan untuk menghasilkan kualitas yang bagus,
warnanya menarik, rasanya manis dan strukturnya lembut dengan menggunakan cara
antara lain:
a.
bahan dasar singkong atau
beras ketan memiliki kualitas baik
b.
memperhitungkan macam dan
banyak ragi yang digunakan
c.
memilih cara pemasakan bahan
dasar (ditanak atau direbus)
d.
memilih cara menyimpan tape
(dengan plastik atau daun)
e.
memperhatikan keadaan
lingkungan pada saat menyimpannya.
Adakalanya pembuatan tape
ketan dilanjutkan yang akhirnya akan menghasilan brem, baik untuk diminum atau
untuk kue.
b. Pembuatan Tempe
Tempe adalah makanan yang
populer di negara kita. Meskipun merupakan makanan yang sederhana, tetapi tempe
mempunyai atau mengandung sumber protein nabati yang cukup tinggi. Tempe
terbuat dari kedelai dengan bantuan jamur Rhizopus sp. Jamur ini akan mengubah
protein kompleks kacang kedelai yang sukar dicerna menjadi protein sederhana
yang mudah dicerna karena adanya perubahan-perubahankimia pada protein, lemak,
dan karbohidrat. Selama proses fermentasi kedelai menjadi tempe, akan
dihasilkan antibiotika yang akan mencegah penyakit perut seperti diare.
c. Pembuatan Oncom
Oncom merupakan makanan
yang dikenal di kawasan Jawa Barat.Oncom terbuat dari ampas tahu, yaitu ampas
kedelai dengan bantuan jamur Neurospora sitophila. Jamur ini dapat menghasilkan
zat warna merah atau oranye yang merupakan
pewarna alami. Neurospora dapat mengeluarkan enzim amilase, lipase protease
yang aktif selama proses fermentasi. Selain itu, juga dapat menguraikan
bahan-bahan dinding sel ampas kacang kedelai, singkong, atau kelapa.Fermentasi
ini juga menyebabkan terbentuknya sedikit alkohol dan berbagai ester yang
beraroma sedap.
d. Pembuatan Kecap
Kecap terbuat dari kacang
kedelai berwarna hitam.Untuk mempercepat fermentasi biasanya dicampurkan sumber
karbohidrat atau energi yang berbentuk tepung beras atau nasi, sedangkan warna
larutan kecap yang terjadi, tergantung pada waktu.
Perendaman kedelai dilakukan dalam larutan garam, maka pembuatan kecap dinamakan fermentasi garam. Fermentasi pada proses pembuatan kecap dengan menggunakan jasmur Aspergillus wentii dan Rhizopus sp. Coba Anda perhatikan beberapa kecap di pasaran, ada yang kental, ada pula yang encer. Kecap yang kental karena banyak ditambahkan gula merah, gula aren, atau gula kelapa, sedangkan kecap yang encer dikarenakan mengandung lebih banyak garam.Ada juga kecap ikan, kecap udang, dan sebagainya. Itu bisa dilakukan karena selama proses pembuatan ada penambahan sari ikan ataupun sari udang ke dalamnya.
Perendaman kedelai dilakukan dalam larutan garam, maka pembuatan kecap dinamakan fermentasi garam. Fermentasi pada proses pembuatan kecap dengan menggunakan jasmur Aspergillus wentii dan Rhizopus sp. Coba Anda perhatikan beberapa kecap di pasaran, ada yang kental, ada pula yang encer. Kecap yang kental karena banyak ditambahkan gula merah, gula aren, atau gula kelapa, sedangkan kecap yang encer dikarenakan mengandung lebih banyak garam.Ada juga kecap ikan, kecap udang, dan sebagainya. Itu bisa dilakukan karena selama proses pembuatan ada penambahan sari ikan ataupun sari udang ke dalamnya.
e. Pembuatan Asinan
Sayuran
Asinan sayuran merupakan
sayuran yang diawetkan dengan jalan fermentasi asam.Bakteri yang digunakan
adalah Lactobacillus sp., Streptococcus sp., dan Pediococcus.Mikroorganisme
tersebut mengubah zat gula yang terdapat dalam sayuran menjadi asam laktat.
Asam laktat yang terbentuk dapat membatasi pertumbuhan mikroorganisme lain dan
memberikan rasa khas pada sayuran yang difermentasi atau sering dikenal dengan
nama ‘acar’.
f. Pembuatan Roti
Proses fermentas pada
pembuatan rotii ini dengan bantuan dari yeast atau khamir yaitu sejenis jamur.
Yeast yang ditambahkan pada adonan tepung akan menjadikan proses fermentasi,
yaitu akan menghasilkan gas karbon dioksida dan alkohol. Gas karbon dioksida
tersebut dapat berguna untuk mengembangkan roti, sedangkan alkohol dibiarkan
menguap. Selanjutnya, akan terlihat jika adonan tersebut dioven akan tampak
lebih mengembang dan ukurannya membesar, hal ini dikarenakan gas akan
mengembang jika temperatur tinggi.
g. Pembuatan Keju
Pada umumnya keju disukai
banyak orang. Keju dibuat dari air susu yang diasamkan dengan memasukkan
bakteri, yaitu Lactobacillus bulgarius dan Streptococcus thermophillus. Untuk
mengubah gula susu (laktosa) menjadi asam susu (asam laktat) susu dipanaskan
terlebih dahulu pada suhu tertentu dengan maksud untuk membunuh bakteri yang
berbahaya agar berhasil dalam proses pembuatannya. Selanjutnya, ditambahkan
campuran enzim yang mengandung renin untuk menggumpalkan susu sehingga
terbentuk lapisan, yaitu berupa cairan susu yang harus dibuang, sedangkan
bagian yang padat diperas dan dipadatkan. Enzim tersebut akan menambah aroma
dan rasa, juga akan mencerna protein dan lemak menjadi asam amino.
Umumnya keju dapat
dikelompokkan menurut kepadatannya yang dihasilkan dalam proses pemasakan. Keju
menjadi keras apabila kelembabannya kecil dan pemampatannya besar.Jika masa
inkubasinya semakin lama, maka keasamannya makin tinggi sehingga cita rasanya
makin tajam.
h. Pembuatan Yoghurt
Yoghurt merupakan minuman
yang terbuat dari air susu. Apabila dibandingkan dengan susu biasa, yoghurt
dapat memberikan efek pengobatan terhadap lambung dan usus yang terluka. Selain
itu, yoghurt dapat menurunkan kadar kolesterol dalam darah sehingga mencegah
penyumbatan di pembuluh darah.
Dalam proses pembuatannya,
air susu dipanaskan terlebih dahulu agar tidak terkontaminasi bakteri yang
lain. Setelah dingin, ke dalam air susu dimasukkan bakteri Lactobacillus
bulgaricus dan Streptococcus termophillus. Susu dibiarkan selama 4-6 jam pada
suhu 38 C – 44 C atau selama 12 jam pada suhu 32 C. Pada masa inkubasi akan
dihasilkan asam laktat, asam inilah yang membuat yoghurt berasa asam, dapat juga
ditambahkan dengan buah, kacang, atau rasa lain yang diinginkan.
h. Protein Sel Tunggal
(PST)
Protein sel tunggal merupakan
protein yang dihasilkan oleh mikroorganisme misalnya ganggang, bakteri dan
berada di dalam sel mikroorganisme tersebut, coba Anda buka kembali pelajaran
kelas X. Mikroorganisme tersebut memiliki protein yang beratnya mencapai 80 %
dari berat total sel. Jika mikroorganisme tersebut memiliki kemampuan
reproduksi yang sangat cepat, maka akan dihasilkan protein dalam jumlah yang
banyak dalam waktu yang singkat.
B. Fermentasi
Fermentasi adalah bentuk
pengawetan makanan secara modern. Umumnya bahan makanan yang akan diawetkan
akan mengalami proses pengubahan karbohidrat menjadi alkohol. Proses tersebut
dipengaruhi oleh enzim yang dibuat oleh sel-sel ragi. Umumnya bahan makanan
yang diawetkan ditaburi dengan ragi, kemudian disimpan dalam keadaan lembab
tanpa sinar matahari. Beberapa contoh proses fermentasi sering digunakan dalam
pembuatan tempe, tape, tahu, kecap, tauco, dan lain-lain .
C. Konsep gizi seimbang
yang mendukung Bioteknologi Pangan
Masalah kesehatan
masyarakat di Indonesia adalah masalah gizi kurang dan gizi lebih. Pola
pertumbuhan dan status gizi merupakan indikator kesejahteraan. Oleh karena itu,
perlu adanya program gizi yang berguna untuk mendorong kedua hal tersebut.
Gizi seimbang merupakan
aneka ragam bahan pangan yang mengandung unsur-unsur zat gizi yang diperlukan
oleh tubuh, baik kualitas (fungsinya), maupun kuantitas (jumlahnya).
Masalah gizi menyebabkan
kualitas SDM menjadi rendah. Adapun tujuan program pangan dan gizi yang
dikembangkan untuk mencapai Indonesia Sehat 2010 adalah :
- Meningkatkan ketersediaan komoditas pangan pokok dengan jumlah yang cukup, kualitas memadai dan tersedia sepanjang waktu melalui peningkatan produksi dan penganekaragaman serta pengembangan produksi olahan.
- Meningkatkan penganekaragaman konsumsi pangan untuk memantapkan ketahanan pangan tingkat rumah tangga.
- Meningkatkan pelayanan gizi untuk mencapai keadaan gizi yg baik dengan menurunkan prevalensi gizi kurang dan gizi lebih.
- Meningkatkan kemandirian keluarga dalam upaya perbaikan status gizi untuk mencapai hidup sehat.
Mikroorganisme yang di
kembangkan dalam bioteknologi pangan melelui proses fermentasi mampu
mengubah bahan mentah seperti, kedelai, jangung, ketela dan yang lainnya
menjadi bahan yang memiliki nilai tambah tinggi baik dari segi kualitas maupun
kuantitasnya.
Bioteknologi pangan yang
memanfaatkan mikroorganisme untuk mengubah bahan pangan sangat bermanfaat bagi
masyarakat. Bahan pangan yang di fermentasi dengan mikroorganisme, mengandung
nutrisi yang tinggi untuk memenuhi keseimbangan gizi pada manusia.
Berbagai bahan makanan yang sebelum di olah secara bioteknologi
memiliki kualitas dan gizi yang rendah akan tetapi setelah diolah secara
bioteknologi mimiliki kandungan gizi yang kaya akan manfaatnya bagi kesejahteraan
Manusia.
Sumber :
Green, jen. 2005. Makanan
Rekayasa genetika ( Seri Lingkungan Hidup). Bandung Pakar Raya
Anonymouse.http://karya-uniq.blogspot.com/http://karya-uniq.blogspot.com/: Diakses tanggal 11 Januari 2011
Anonymouse.http://Www.Crayonpedia.Org/Mw/Bab_Xiii_Bioteknologi_Dan_Peranannya_Bagi_Kehidupan:
Diakses tanggal 11 januari 2011
Anonymouse.http://arifqbio.multiply.com/journal/item/8/Seri_Bioteknologi: Diakses tanggal 11
Januari 2011
Anonymouse.http://frisky-marto.blogspot.com/2010/03/imu-gizi-dalam-keperawatan.html: Diakses tanggal 12 januari 2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Comment yach...