Rabu, 16 Maret 2011

Mengubah gas alam menjadi lebih ramah lingkungan


Sebuah perusahaan di Kanada, tepatnya berlokasi di New Brunswick, mengembangkan metode untuk memisahkan karbon dari methane. Atlantic Hydrogen, perusahaan tersebut, mengatakan bahwa metode yang digunakannya selain mengurangi emisi karbon bagi pembangkit listrik dan industri, memperkaya gas alam dengan hidrogen, juga memberikan nilai tambah dari karbon padat yang telah terpisahkan. Seperti yang diungkapkan David Wagner, CEO Atlantic Hydrogen, "Jika serbuk karbon hitam yang dipisahkan dari gas alam mempunyai harga, maka kami telah mempunyai model ekonomis dari metode tersebut".
Karbon hitam memang seringkali digunakan sebagai zat pewarna pada tinta dan plastik serta untuk memperkuat struktur produk-produk yang terbuat dari karet, seperti roda dan selang-selang industri. Biasanya untuk menghasilkan karbon tersebut dilakukan dengan membakar minyak dalam api besar dan kemudian menyaring partikel-partikel karbon yang terbawa dalam asap hitam legam yang dihasilkannya. Proses ini diperkirakan melepas 2,4 ton karbondioksida per ton karbon hitam yang dihasilkan.
Atlantic Hydrogen yang juga bekerja sama dengan produsen gas alam EnCana Corp, menggunakan CarbonSaver, yaitu sistem reaktor plasma yang beroperasi pada suhu 1.500°C hingga 2.500°C dan bisa ditempatkan dimanapun sepanjang jalur distribusi gas alam. Misalnya di tempat penyimpanan gas, jalur pipa yang dekat dengan perumahan dan perkantoran, pembangkit listrik dan industri-industri.
Di dalam CarbonSaver sendiri pembakaran yang berupa loncatan bunga api listrik berlangsung sesekali jika hanya ada gas yang mengalir di dalamnya. Hidrogen dipisahkan dari methane dan mengubah karbon menjadi bentuk padat. Karbon tersebut mirip dengan toner yang digunakan pada mesin fotokopi. Hidrogen kemudian menyatu kembali dan menyatu dengan aliran methane di dalam reaktor dan menghasilkan gas alam yang kaya dengan hidrogen. Proses tersebut bisa diatur untuk membuat campuran 10% hingga 20% hidrogen lagi, tetapi hal tersebut akan mengakibatkan jalur pipa menjadi tidak stabil.
Teknologi yang ditawarkan Atlantic terlihat menjanjikan. Berdasar pengujian yang dilakukan, mesin yang menggunakan gas alam hasil proses CarbonSaver bekerja 5% lebih efisien dan CO2 yang dihasilkan menurun 7%. CarbonSaver sendiri mampu menghasilkan gas alam yang diperkaya dengan hidrogen sebanyak 25m3 per jam dengan campuran hidrogen 10%. Tingginya kandungan hidrogen di dalam gas juga berpengaruh pada menurunnya nitrogen oksida. Atlantic melihat kemungkinan diturunkannya nitorgen oksida menjadi lebihdari50%.
Meski demikian keraguan akan teknologi tersebut diungkapkan ahli teknologi penangkapan karbon, David Keith, profesor teknik kimia dan minyak di University of Calgary. Menurutnya densitas energi akan menurun seiring dengan berkurangnya karbon di dalam gas alam, karena sebagian energi yang berada di dalam karbon tidak digunakan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Comment yach...